![]() |
Foto diambil pada saat khitanan di desa telaga Bageq |
Masa lalu
adalah sejarah, masa depan adalah misteri dan hari ini adalah sebuah anugrah
begitulah kata- kata dari orang arif. Selalu bersyukur atas anugrah Allah
SWT. itulah yang harus saya lakukan
setiap saat. Dilahirkan dari keluarga petani yang hanya tamatan Sekolah Dasar
membuat harapan- harapan untuk terus sekolah hampir pupus. Namun Allah
berkehendak lain, Orang tua saya tidak mampu lagi mempertahankan keutuhan rumah
tangganya dangan semua perdebatan akhirnya berujung pada kata pisah, dan saya
sendiri diasuh oleh nenek saya. Masa kecil sampai dewasa saya hidup dengan
seorang nenek yang selalu menyayangi sampai akhir hayatnya. Nenek saya
mempunyai seorang anak laki-laki yang pekerjaannya menjadi seorang guru SD.
Berawal dari sinilah saya tau dan mempunyai yang namanya Cita-Cita. Teringat
ketika beliau menanyakan kepada saya tentang cita-cita. kemudian dengan polosnya saya menjawab ingin menjadi
petani. Kemudian beliau menanggapi dengan tegas. “ Ngapain Kmu sekolah kalau
hanya ingin menjadi seorang petani, cita-cita itu harus setinggi- tingginya,
kalau Cuma ingin menjadi petani nanti saya belikan kamu cangkul dan kambing”.
Mendengar perkataan itu saya kemudian berfikir tentang cita-cita dan akhirnya
saya pada saat itu bercita-cita ingin menjadi guru. Impian menjadi seorang guru
sampai selsai SMP masih ada, kemudian setelah memasuki SMA Cita-cita itu
berubah ingin menjadi seorang anggota Dewan dan masuk partai politik. Dan
ketika lulus SMA kemudian masuk ke Perguruan tinggi dan lulus di jurusan
pertanian cita-cita itu pun berubah lagi sesuai dengan tingginya pendidikan dan
luasnya pergaulan.
So.... What the Next.....???
0 komentar:
Posting Komentar