Metamorfosis 1





Foto diambil pada saat khitanan di desa telaga Bageq
Masa lalu adalah sejarah, masa depan adalah misteri dan hari ini adalah sebuah anugrah begitulah kata- kata dari orang arif. Selalu bersyukur atas anugrah Allah SWT.  itulah yang harus saya lakukan setiap saat. Dilahirkan dari keluarga petani yang hanya tamatan Sekolah Dasar membuat harapan- harapan untuk terus sekolah hampir pupus. Namun Allah berkehendak lain, Orang tua saya tidak mampu lagi mempertahankan keutuhan rumah tangganya dangan semua perdebatan akhirnya berujung pada kata pisah, dan saya sendiri diasuh oleh nenek saya. Masa kecil sampai dewasa saya hidup dengan seorang nenek yang selalu menyayangi sampai akhir hayatnya. Nenek saya mempunyai seorang anak laki-laki yang pekerjaannya menjadi seorang guru SD. Berawal dari sinilah saya tau dan mempunyai yang namanya Cita-Cita. Teringat ketika beliau menanyakan kepada saya tentang cita-cita. kemudian  dengan polosnya saya menjawab ingin menjadi petani. Kemudian beliau menanggapi dengan tegas. “ Ngapain Kmu sekolah kalau hanya ingin menjadi seorang petani, cita-cita itu harus setinggi- tingginya, kalau Cuma ingin menjadi petani nanti saya belikan kamu cangkul dan kambing”. Mendengar perkataan itu saya kemudian berfikir tentang cita-cita dan akhirnya saya pada saat itu bercita-cita ingin menjadi guru. Impian menjadi seorang guru sampai selsai SMP masih ada, kemudian setelah memasuki SMA Cita-cita itu berubah ingin menjadi seorang anggota Dewan dan masuk partai politik. Dan ketika lulus SMA kemudian masuk ke Perguruan tinggi dan lulus di jurusan pertanian cita-cita itu pun berubah lagi sesuai dengan tingginya pendidikan dan luasnya pergaulan.
So.... What the Next.....???



0 komentar:

Posting Komentar