Sepercik Harapan dari Desa di Lereng Gunung Walat


Gambar ini diambil ketika pengurus lumbung mengikuti pelatihan managmen organisasi yang bertempat di Desa Cinumpang daerah Situgunung Sukabumi.

Kalau ditelusuri dari sejarahnya Desa Cicantayan ini dulunya termasuk bagian dari kecamatan Cibadak setelah pemekaran sekarang menjadi bagian dari Kecamatan Cicantayan. Berdasarkan penuturan tokoh masyarakat setempat desa ini sudah ada sejak zaman kompeni. Jarak dari Desa ke pusat pemerintahan lumayan sangat jauh namun akses jalan untuk menuju desa ini sudah bagus. Desa ini terletak diketinggian kuranglebih 600 mdpl yang tidak jauh dari gunung walat dan gunung sunda dan dikelilingi oleh perbukitan, dengan luas wilayah desa kurang lebih 642,32 Ha. Yang terdiri dari lahan pertanian, perkebunan, lahan pabrik bata, pemukiman dan perbukitatn. kondisi topografi seperti ni membuat desa ini memiliki sumberdaya alam yang kompleks ada Manggis, Durian, Petey jengkol, pisang, padi,palawija, umbiumbian dan tanaman hutan seperti Jenjeng, kelapa, Bambu.

Selain dari hasil Buminya Desa Cicanyatan akrab dengan tempat produksi dan pemasok bata merah di daerah Sukabumi dan sekitarnya. Namun akibat kesalahan manajemen dan ketersediaan kayu bakar yang semakin sulit serta kenaikan harga bahan bakar sehingga menyebabkan pabrik bata banyak yang tutup sehingga pengangguran di desa semakin meningkat dan pendapatan ekonomi masyarakat cendrung semakin sulit. selain itu, desa ini juga dikenal dengan produk olahan rumahan seperti Enyek,kecimpring, kembang goyang, keripik dan pemsarannya sudahluas ada yang dikirim kedaerah luar sukabumi bahkan sampai ke Singapura dan Malaisia. Namun dampak dari produk olahan ini masih terbatas pada kalangan tertentu saja.

Aktifitas masyarakat desa Cicantayan beragam ada yang bekerja sebagai buruh pabrik,Petani, pedagang, Pegawai Negri, Guru, kuli petik, kuli Bangunan, Tukang Bangunan, pengrajin, TKI dan Pabrik garmen.  Tingkat pendidikan Mayoritas tamatan SMA dan SMK dengan keterbatasan biaya setelah lulus sekolah mereka banyak yang bekerja dipabrik garmen. Dan tren yang sekrang laju urbanisasi cukup tinggi karena banyak anak muda yang bekerja keluar daerah untuk menjadi karyawan pabrik dibekasi dan tanggerang.

Selain itu, Desa ini tergolong desa yang memiliki tradisi pengajian yang kuat, karena hampir setiap hari ibu-ibu yang ada didesa ini pergi pengajian dan berpindah dari masjid yang satu ke masjid yang lainnya. Tradisi pengajian dan aktifitas keagamaan (Program Shalat subuh berjamaah dan Infak 500) yang kuat menyebabkan lembaga masyarakat yang paling berpengaruh didesa ini adalah adalah lembaga Dewan Keamanan Masjid (DKM). Selain DKM, didesa ini juga ada Bumdes, Kelompok tani, Koperasi, UKM, Kelompok olah raga, dan Lumbung. Lumbung ini di gagas dari tahun 2007 namun karena sumberdaya terbatas menyebabkan gagasan program ini tidak berjalan dan Lumbung ini resmi terbentuk menjadi lembaga baru tahun 2017.Lumbung ini bukan seperti bangunan fisik yang berpungsi untuk menyimpan hasil panen saja. Tetapi, Lumbung ini sebuah kelembaga ekonomi yang dibuat untuk menaungi dan menyimpan sekaligus memasarkan produk dari lembaga local yang sudah ada di desa ini seperti kelompok koperasi ibu-ibu, kelompok UKM, Kelompok tani, peternakan, dan kelompok yang bergerak dibidang social masyarakat (DKM).

Aktifitas perekonomian yang banyak dipertanian dan perkebunan tidak menjamin hasil panen bisa memenuhi kebutuhan perekonomian keluarga masyarakat desa setempat. Sebagian warga yang menjadi petani juga tidak berdaulat atas apa yang mereka tanam, dikarenakan system jual beli yang tidak adil dan mengakar seperti system ijon dan gadai ketika musim panen mereka hanya bisa melihat dan menjadi kuli petik saja. Hal ini yang membuat pendapatan mereka tidak menentu setiap bulannya, bukan berati sektor diluar pertanian seperti pabrik bata, garmen dan lainnya tidak tutup hanya saja daya tampungnya sekarang masih sangat terbatas.

Sehingga Langkah yang dilakukan oleh anggota lumbung untuk mengembangkan ekonomi dan meningakatkan pendapatan masyarakat khususnya anggota lumbung yaitu dengan meningkatkan penjualan olahan makanan dan meningkatkan inovasi dari usaha yang sudah ada. Kegiatan yang dilakukan mulai dari peningkatan kapasitas anggota dengan berbagai pelatiahan dan mengembangkan  Peternakan kelinci, Domba, Dan banyak lagi kegiatan ekonomi yang dijalankan. Sehingga sumberdaya yang ada sekarang ini adalah menjadi modal awal untuk meningkatkan pendapatan dan menguatkan kelembagaan dengan tujuan yang lebih terarah.

Adapun hal lain, didsa ini Kesan Elit dari pemerintah desa dan lembaga desa cukup kuat sehingga secara otomatis membuat barrier tersendiri dengan warga desa yang yang levelnya dibawah. Sehingga pengaruhnya dalam membuat kebijakan cukup kuat dan bisa dipastikan ini juga yang mempengaruhi  jalannya suatu  program. Adanya Lumbung harapannya bisa menjadi penyeimbang dan sebagai wadah untuk menampung aspirasi kelompok rentan di desa ini. karena kebanyakan anggotanya itu dari kelompok prasejahtera dan termasuk kelompok rentan.

Sejauh ini menurut testimony dari masyarakat yang merasakan dampak langsung dari program ini sangat positif. Dari sesi diskusi setiap pertemuan rutin mereka mengaku degan adanya lumbung ini mereka merasa sangat terbantu meskipun dari pendapatan ekonomi masih belum berdampak besar namun dari segi kemampuan dan pengalaman mereka merasa beruntung. Mereka dulunya sangat jauh dan bahkan tidak pernah merasakan berada dikantor desa untuk berbicara mengusulkan programnya namun berkat lumbung mereka jadi dekat dan sering dilibatkan untuk menjalankan program desa. Selain itu, ada warga yang dulunya bercerita dan berbicara depan orang banyak tidak bisa sekarang mereka sudah lancar. Namun ikhtiar tidak sampai disini, tujuan mulia harus terus dilaksanakan…

So what the Next?...


0 komentar:

Posting Komentar